Rabu, 04 Januari 2012

CERPEN : PERSAHABATAN SEJATI (PART 3 "Indahnya Sebuah Keikhlasan") EKONOMI KOPERASI


PERSAHABATAN SEJATI
(PART 3 “Indahnya Sebuah Keikhlasan”)

“Bertengkar dalam persahabatan itu biasa, karena itu mengajarkan kita untuk lebih dewasa”
Lagu cublak-cublak suweng dari Jawa timur membahana sekolahku tanda bel masuk kelas di awal kelas 2 SMP  ini, aku mendapat kelas yang terpisah dari Putri dan Sherly sedih sekali rasanya. Tapi aku sekelas dengan Wiwin dan Firman , ya setidaknya ada yang aku kenal di kelas ini. Aku pun duduk dengan Wiwin karena ia satu-satunya teman yang aku kenal di kelas ini sekarang.
Aku juga berkenalan dengan dua teman baru yaitu Rinda dan Tiara mereka berdua merupakan cewek popular di SMP ini ternyata. Tiara sangat cantik , ia juga seorang model dan dancer bahkan suaranya ketika bernyanyi begitu bagus, tubuhnya tidak terlalu tinggi tapi terlihat pas dan membuat iri bagi yang melihat, kulitnya seperti salju dengan mata dan alis yang indah serta senyum yang menawan apalagi dengan kepribadian dia yang benar-benar lemah lembut serta baik hati. Dan Rinda adalah seorang bintang lapangan basket wanita dia merupakan kapten basket tim basket putri smpku. Dua orang popular itu kini jadi teman baikku. Dan sekarang aku bergaul di SMP dengan mereka, membuatku menjadi popular juga.
Karena Wiwin teman sebangku aku merasa di teman terdekatku sekarang, aku percaya padanya. Amat sangat percaya sampai ketika sebuah peristiwa membuatku begitu sakit.
7 bulan kemudian di kelas 2 SMP…
“Bulan tolong bawa buku-buku ini ke kelas 2A, B dan C ya bagikan sama teman-temanmu PR nya sudah Ibu periksa” kata Bu Herna guru pelajaran biologi ketika aku sedang ke kantor guru memberikan absen ke wali kelasku, kebetulan kelas 2 ini aku menjadi sekertaris kelas.
“Baik bu” ucapku.
 Dengan susah payah aku membawa buku dari 40 siswa di tiap kelasnya, berarti ada 120 buku di kedua tanganku sekarang dan itu berat sekali. Aku mengantarkan 1 persatu ke tiap kelas, hingga sampai kelasku aku membagikan aku merasa ada yang menjegal kakiku hingga buku-buku aku terjatuh.
Brakkkk !
Tapi aku tidak jatuh karena sadar di depan ku ada Firman yang memegangi dan tidak sengaja pipiku menyentuh pipinya, aku melonjak kaget.
“Niat mau nolong, ternyata dapat untung” katanya menggodaku.
Aku malu sekali, tanpa sadar menangis dan lari ke toilet. Ketika kembali ke kelas aku hanya diam dan ketika suara bel berbunyi aku langsung pulang dengan segera.
Sesampai di rumah aku menangis tiada henti, sampai om ku bertanya. Dia adalah Om Wahyu namanya dia orang batak , badannya gemuk tinggi , perut buncit, rambut klimis dan kulit putih, bibirnya yang hitam menunjukkan betapa ia adalah seorang perokok berat.
“Bulan kenapa nangis?” Tanya Om Wahyu.
“Bulan Takut Hamil om” kataku sambil terisak tangis.
“HAMIL?! memangnya kau ngapain, kau punya pacar?” Tanya Om Wahyu.
“Engga om, Bulan gak punya pacar” jawabku tambah kenceng suara tangisku.
“Cep..cep..ceritakan sama Om, Siapa yang ngapa-ngapain kau. Tenangin diri kau” Om Wahyu berusaha menenangkan.
“Itu kecelakaan Om dan baru saja terjadi” Jawabku tangisku makin pecah.
“Ini minum air nya biar tenangan” Om Wahyu memegang segelas air putih di tangannya.
Aku pun minum perlahan sambil terus terisak tangis, perlahan tangisku pun mereda.
“Coba ceritakan sama om apa yang terjadi?, kau memang udah telat berapa bulan?” Tanya Om Wahyu.
“Itu kecelakaan Om dan baru saja terjadi, ha? Telat apa om? Kayak sekolah aja” tanyaku dengan bingung,
“Telat datang bulan anakku” ucap Om ku dengan sabar.
“Datang bulan aja belum pernah Om” jawabku.
“Lalu kenapa kamu pikir kamu hamil?” tanyanya bingung.
“Tadi di sekolah aku kebetulan jatuh lalu gak sengaja menyentuh pria” jawabku
“Menyentuh apanya?” Tanya Om Wahyu heran.
“Pipinya menyentuh pipiku” jawabku Polos.
“HAHAHAHAHA….” Om Wahyu tertawa dengan keras.
“Kok Om malah ketawa si ini serius” sambil mendengus.
“Aduh, Bulan kau benar-benar lucu. HAHAHA…” Dengan tawa yang makin keras.
“Om, ngeselin Bulan nangis lagi ni” pasang tampang cemberut.
“Ok ok Maaf, sekarang Om Tanya. Kenapa kau berpikiran kau hamil?” tanyanya menahan tawa.
“Kata mama kalau bersentuhan dengan laki-laki selain yang ada hubungan darah nanti bisa hamil” jawabku polos.
“HAHAHA… si kakak itu ada-ada aja membohongimu” Tawanya makin keras.
“Ha? Mama bohongin aku om? Jadi aku gak hamil” Tanyaku dengan mata berbinar-binar.
“Ya, enggaklah anakku mana bisa hamil kalau belum datang bulan” Jawabnya dengan logat bataknya.
“Alhamdulillah klo gitu, aku sudah takut setengah mati. Lalu yang buat wanita bisa hamil itu apa Om?” Tanyaku polos.
“Nanti kalau belajar biologi kau tanya saja sama gurunya, udah ah Om mau mandi” Berlalu sambil mengacak rambutku.
“Awas ya Mama” Mengumpat dalam hati.
Keesokan harinya…
“Bulan kemarin kenapa nangis?” Tanya ayu teman sekelasku. Ayu memiliki wajah yang manis dengan lesung pipi dan bibir tipis serta hidung mancung dan kulit sawo matang, dia tidak tinggi juga tidak pendek sayangnya dia terlalu kurus.
“Aku gak enak badan Ayu mungkin capek membawa buku sebanyak itu kemarin, hehe” Jawabku berbohong.
“Oh, gitu. Maaf ini sebelumnya Bulan tapi kemarin aku melihat dengan jelas Wiwin yang menjegal kaki kamu, bukannya menghasut tapi terserah kamu mau percaya apa enggak” Ayu berkata.
“Masa sih? Kamu salah liat kali yu, mana mungkin Wiwin menjegal kaki aku. Dia kan teman sebangku aku” Jawabku sambil tersenyum.
“Tapi bener bulan aku liat…..” Sebelum ayu menyelesaikan kata-katanya ada yang memotong.
“Liat apa yu?” Wiwin memotong.
“Gak liat apa-apa kok Win, yuk masuk kelas” Jawabku.
Bel pun berbunyi tanda istirahat…
Aku sudah janjian dengan Putri , Sherly serta Wiwin untuk membawa bekal. Dan kita makan di kelas ku berempat. Tiba-tiba Rinda dan Tiara lewat…
“Wah, Bulan kamu bawa bekal” Kata Tiara Lembut.
“Wah, Bekalnya udang tepung enak sekali” Kata Rinda ngiler.
“Iya ni, kalian mau? Kebetulan aku bawa banyak, sini aku suapin” Jawabku sambil tersenyum.
“Asik-asik! “ Jawab mereka senang sambil menarik bangku bergabung dengan kami.
“Tiara, Rinda mau cobain bekal kita juga gak?” Kata Putri dan Sherly.
“Wah, makasi kalian memang baik pantes aja jadi sahabatnya Bulan yang super baik ini” Kata Rinda.
“Ngerayu yak arena di kasih udang. Haha “ Candaku.
“Yaaaa. Ketauan , tapi ngomong-ngomong ya lan. Aku bingung kok kamu bisa jatuh kemarin kamu kesandung apaan kali tuh lan” Kata Rinda.
“Iya aku juga bingung, gak mungkinkan keberatan kan jelas-jelas buku yang kamu pegang gak banyak-banyak banget” Kata Tiara.
“Mungkin aku pusing” Jawabku seadanya, sebenarnya aku juga merasa ada yang menghalangi kakiku tapi aku gak tau apa.
“Aku mau ke toilet dulu ya” Ucap Wiwin tiba-tiba dengan wajah pucat.
“Wiwin kamu sakit? Wajah kamu pucat banget” Kataku sambil memegang jidat Wiwin dengan wajah khawatir.
“Enggak tiba-tiba aja aku pusing, mungkin karena terlalu malam tidur habis belajar semalam” Jawab Wiwin sambil bediri.
“Wah, kamu memang rajin belajar ya pantas pintar sekali” Ucapku tersenyum.
“Iya lan” Jawab Wiwin singkat.
Keesokan harinya,,,,
Brakkkkk !
Bunyi sebuah buku melayang memukul kepala Ayu, aku sontak terkejut melihat siapa yang melempar. Itu Rinda.
“Maksud lo apa lempar buku ke kepala gw! Gak sopan amat lo” Jawab Ayu dengan emosi.
“Lo yang apa-apaan, gak tau malu banget lo ya suka sama cowok gw!” Sambil membuka buku dan menjukkan tulisan (Ayu Nastiti http://static.ak.fbcdn.net/images/blank.gif Denny Chandra).
“Lo dapet ini darimana da? Ini memang buku gw tapi ini bukan tulisan gw sumpah” Tanya Ayu dengan wajah kaget.
“Gak perlu tau ya gw dapet dari mana, ngaca dong lo kalo suka sama orang. Lo piker lo PANTES” Kata Rinda Keras.
“Sumpah nda, gw tu cuman sekedar ngefans aja. Karena di jago taekwondo. Gak lebih” Kata Ayu memohon.
“Lo tuh!” Memukul buku itu kembali di muka Ayu yang menangis.
“RINDA! Lo keterlaluan tau gak, atas dasar apa lo berani ngelarang menyukai orang” Ucapku marah.
“Tapi dia suka sama cowok gw lan, liat aja sama tulisannya yang menjijikan ini” Jawabnya Ketus.
“Dia udah bilangkan dia hanya ngefans, gak lebih. Minta maaf cepat!” Ucapku gak kalah galak.
“Minta maaf? Gak sudi gw, jadi lo belain dia? Jangan nyesel lo ya lan!” Ucap Rinda marah sambil pergi.
“Rinda jadi marah sama lo kan, harusnya lo gak belain gw lan. Lo bisa di musuhin anak-anak” Ucap Ayu Sedih.
“Gpp yu, lagi pula dia emang udah keterlaluan jangan sedih lagi ya” Ucapku sembari menghapus air mata Ayu.
“Makasih ya lan” Ucap Ayu tulus. (aku hanya tersenyum)
Dan mulai saat itu aku dimusuhi anak-anak di kelas terlebih anak laki-lakinya kecuali Firman tentunya, Ayu pun tidak berani menegurku saat ada Rinda, bahkan Wiwin sampai pindah duduk dan sering ikut mencemoohku dengan mengungkap rahasia yang aku cerikan padanya di kelas. Aku benar-benar sendiri sekarang, ternyata pertemanan hanya segini. Tapi ya, aku masih punya Sherly dan Putri itu saja cukup.
“Lan” Sapa Tiara di toilet.
“Tiara, aku kira kamu gak mau menyapa aku lagi” Jawabku sambil tersenyum.
“Maafin aku ya lan, aku gak berani deket kamu kalau ada Rinda. Takut dia makin marah entar kamu tambah di jauhin anak-anak” Ucap Tiara tulus.
“Gpp ra, aku tahu ternyata kamu gak musuhin aku aja, aku udah seneng. Makasi yah ra” Ucapku ceria.
“Sabar ya lan, aku lagi cari bukti buat nunjukkin ini ulah Wiwin” Ucapnya.
“Ini ulah Wiwin?” Kataku kaget.
“Iya lan, aku tau dari Ayu dia liat dengan jelas yang ngejegal kaki kamu itu jelas-jelas wiwin. Makanya pas kita bahas istirahat waktu itu dia langsung pucetkan, dan Ayu juga yakin bukunya di coret-coret sama Wiwin. Karena dulu mereka itu satu Sd dan tulisan mereka berdua memang mirip, kata Ayu Wiwin dulu teman baiknya cuman semenjak dia menang cerdas cermat ketika Sd Wiwin jadi berubah sombong dan gak mau kalah. Jadi itu pasti ulah Wiwin, karena Wiwin tau Ayu suka sama Denny sejak masuk ke SMP ini.” Cerita Tiara.
“Kenapa Wiwin ngelakuin itu ke aku sama Ayu ra? Aku salah apa ya ra?” Ucapku sedikit sedih.
“Dia iri sama kamu lan. Dia itu dari awal SMP suka sama Firman kata Ayu, tapi sama Firman di cuekin. Dan Firman baru tertarik dan baik sama cewek itu sama kamu doang lan, terlebih lagi sekarang di kelas nilai kamu selalu mengalahkan Wiwin. Itulah yang menyebabkan Wiwin jadi makin iri sama kamu.” Terang Tiara.
“Jadi aku salah ya ra, terus kenapa dia juga jahatin Ayu?” Tanyaku.
“Itu karena dia denger Ayu ngomong kalau Wiwin lah yang buat kamu jatuh waktu itu” Ucap Tiara.
Aku kaget mendengarnya, yang aku tau aku mau nangis yang keceng dirumah.
Seiring berjalannya waktu anak-anak di kelas mulai baik lagi denganku, entah karena apa tapi anak cowok di kelasku benar-benar jadi memihakku. Sempat terpikir ini karena Firman, entahlah tapi apabila benar aku harus bilang terimakasih padanya.
Dan Tiara mulai menarik Rinda lagi bermain denganku saat emosinya reda, kami pun berteman lagi ditambah Sherly dan Putri kami berlima jadi benar-benar tak terpisahkan. Wiwin pun duduk di sampingku lagi, tapi dia hanya diam. Kadang aku ajak bicara dia juga jawab hanya seperlunya.
Setahunpun berlalu, aku sudah menginjak kelas 3 SMP. Aku sudah mau Lulus !
Sore itu aku belum pulang dari sekolah karena ada yang harus di rapatkan masalah perpisahan SMP oleh Osis, ya aku jadi anggota Osis dan menjadi sekertaris osis. Ketika aku kembali ke kelas hendak mengambil barang yang ketinggalan, aku melihat Wiwin menangis di salah satu kelas. Kelas 3 aku tidak sekelas lagi dengan Wiwin. Aku mendekatinya…
“Wiwin kamu kenapa?” Tanyaku cemas.
“Gak usah peduliin gw lan” Jawabnya ketus.
“Klo ada masalah bilang siapa tau aku bisa bantu” Jawabku tulus.
“Kenapa sih lan lo masih baik sama gw? Jelas-jelas gw uda jahat sama lo” Tanya Wiwin.
“Mamaku selalu mengajarkan, Jangan balas kejahatan dengan kejahatan. Tapi, balaslah setiap kejahatan dengan kebaikan. Dengan begitu dia akan menyadari sendiri kesalahannya, kalau kita membalas dia dengan kejahatan kita gak ada bedanya dengan dia. Belajar untuk memaafkan itu jauh lebih baik, ikhlas” Jawabku sambil tersenyum.
“Maafin gw ya lan, semoga lo mau maafin gw dan mau jadi sahabat gw lagi” Ucap Wiwin memelukku sambil menangis.
“Aku uda maafin kamu jauh sebelum kamu minta maaf, dan aku selalu menganggap kamu sahabatku” Ucapku Tulus.
Sejak, saat itu kami menjadi sahabat walaupun sudah lulus SMP, berbeda SMA kami tetap bersahabat sampai kapanpun. 
“Ketika melihat ke belakang itu menyakitkan dan kamu takut untuk melihat ke depan, kamu dapat melihat kesamping kamu dan sahabat terbaik kamu akan ada disana” (Maggie Lee).
-TAMAT-


 Karangan Sendiri : Yana Wulandari :)



1 komentar: