PERANAN DAN MANFAAT ETIKA BISNIS DI
BIDANG PEMASARAN, KEUANGAN SERTA TEKNOLOGI DALAM MENGHADAPI ERA GLOBALISASI
Etika
(Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak
kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan
perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam
bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup
seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari
hal-hal tindakan yang buruk. Etika adalah Ilmu yang membahas perbuatan baik dan
perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia. Secara
etimologi, bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau sekelompok orang sibuk
melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan. Kata “bisnis” sendiri
memiliki tiga penggunaan, tergantung skupnya, penggunaan singular kata bisnis
dapat merujuk pada badan usaha, yaitu kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan
ekonomis yang bertujuan mencari laba atau keuntungan.
Etika
bisnis adalah perwujudan dari nilai-nilai moral. Hal ini disadari oleh sebagian
besar pelaku usaha, karena mereka akan berhasil dalam usaha bisnisnya jika
mengindahkan prinsip-prinsip etika bisnis. Jadi penegakan etika bisnis penting
artinya dalam menegakkan iklim persaingan usaha sehat yang kondusif.
Etika
bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh
aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat.
Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil, sesuai
dengan hukum yang berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun
perusahaan di masyarakat. Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang
sangat penting, yaitu untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki
daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai
(value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh. Biasanya
dimulai dari perencanaan strategis , organisasi yang baik, sistem prosedur yang
transparan didukung oleh budaya perusahaan yang andal serta etika perusahaan
yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen.
Di
Indonesia, penegakan etika bisnis dalam persaingan bisnis semakin berat.
Kondisi ini semakin sulit dan kompleks, karena banyaknya pelanggaran terhadap
etika bisnis oleh para pelaku bisnis itu sendiri, sedangkan pelanggaran etika
bisnis tersebut tidak dapat diselesaikan melalui hukum karena sifatnya yang
tidak terikat menurut hukum.
Persaingan
usaha yang sehat akan menjamin keseimbangan antara hak produsen dan konsumen.
Indikator dari persaingan yang sehat adalah tersedianya banyak produsen, harga
pasar yang terbentuk antara permintaan dan penawaran pasar, dan peluang yang
sama dari setiap usaha dalam bidang industri dan perdagangan. Adanya persaingan
yang sehat akan menguntungkan semua pihak termasuk konsumen dan pengusaha
kecil, dan produsan sendiri, karena akan menghindari terjadinya konsentrasi
kekuatan pada satu atau beberapa usaha tertentu. Tanpa kepastian hukum, maka
mekanisme pasar akan terancam. Adanya hukum yang pasti akan memelihara
ketertiban dan menjamin transparasi pasar. Makalah ini bertujuan untuk mengkaji
relevansi etika bisnis dengan persaingan usaha di Indonesia. Terdapat hubungan
yang erat antara etika bisnis dan persaingan usaha. Terdapatnya aspek hukum dan
aspek etika bisnis sangat menentukan terwujudnya persaingan yang sehat. Dalam
bisnis, terdapat bersaingan yang ketat, yang terkadang menyebabkan pelaku
bisnis menghalalkan segala cara untuk memperoleh keuntungan usaha dan
memenangkan persaingan.
Etika
bisnis merupakan aspek penting dalam membangun hubungan bisnis dengan pihak
lain. Sukses atau gagalnya suatu bisnis sangat ditentukan oleh etika bisnis
seseorang. Etika bisnis yang baik juga dapat membangun komunikasi yang lebih
baik dan mengembangkan sikap saling percaya antarsesama pebisnis. Ada dua hal
yang harus Anda perhatikan dalam berbisnis. Yang pertama adalah memerhatikan
kepentingan dan menjaga perasaan orang lain. Yang kedua adalah mencegah
terjadinya salah paham dengan orang lain, karena masing-masing budaya atau
negara mempunyai etika bisnis yang berbeda. Meski begitu, terdapat beberapa
etika yang berlaku umum. Perilaku dan sikap Anda bisa mencerminkan tentang diri
Anda. Perilaku juga mencerminkan watak Anda sehingga ada beberapa hal yang harus
dihindari. Perilaku yang hanya mementingkan diri sendiri, tidak disiplin, dan
tidak bisa dipercaya, dapat membuat bisnis tidak berkembang. Etika bisnis yang
tepat dapat membangkitkan sifat-sifat yang positif. Tunjukkan sifat positif
Anda. Misalnya, Anda perlu tahu kapan harus menunjukkan perhatian dan belas
kasih tanpa menjadi emosional. Tanamkanlah rasa percaya pada diri sendiri tanpa
harus bersifat sombong. Dengan mempelajari etika bisnis, Anda akan menunjukkan
bahwa diri Anda memiliki pikiran yang terbuka, sehingga akan membuat Anda
dihargai oleh orang lain.
Etika
bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh
aspek yang berkaitan dengan
individu, perusahaan, industri
dan juga masyarakat. Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis
secara adil, sesuai dengan hukum yang berlaku, dan tidak tergantung pada
kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat. Etika bisnis lebih luas
dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan standar yang lebih
tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena dalam kegiatan bisnis seringkali kita temukan wilayah
abu-abu yang tidak diatur oleh ketentuan hokum (Barten, 2000).
Menurut
(Mustika, 2010) etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat
penting, yaitu untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya
saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation)
yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh. Biasanya dimulai dari
perencanaan strategis , organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan
didukung oleh budaya perusahaan yang andal serta etika perusahaan yang
dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen. Haruslah diyakini bahwa pada
dasarnya praktek etika bisnis akan selalu menguntungkan perusahaan baik untuk
jangka menengah maupun jangka panjang, karena :
1. Mampu
mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi, baik intern
perusahaan maupun dengan eksternal.
2. Mampu
meningkatkan motivasi pekerja.
3. Melindungi
prinsip kebebasan berniaga
4. Mampu
meningkatkan keunggulan bersaing.
Etika
bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah.
Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam
kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis (Velasquez, 2005).
Bisnis
merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek
yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis
dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta
pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra
kerja, pemegang saham, masyarakat.
Perusahaan
meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis
dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati
kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Etika
Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk
manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan
sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang
profesional.
Dalam menciptakan etika bisnis, ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain adalah:
1. Pengendalian
diri.
2. Pengembangan
tanggung jawab social (social responsibility).
3. Mempertahankan
jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan
informasi dan teknologi.
4. Menciptakan
persaingan yang sehat.
5. Menerapkan
konsep “pembangunan berkelanjutan”.
6. Menghindari
sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi)
7. Mampu
menyatakan yang benar itu benar.
8. Menumbuhkan
sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha ke
bawah.
9. Konsekuen
dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama.
10.
Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki
terhadap apa yang telah disepakati.
11.
Perlu adanya sebagian etika bisnis yang
dituangkan dalam suatu hokum positif yang berupa peraturan perundang-undangan.
Von der Embse dan R.A.
Wagley dalam artikelnya di Advance Managemen Jouurnal (1988), memberikan tiga
pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu :
1. Dalam
bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat
sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan
dengan Utilitarian Approach : setiap
tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena biaya
serendah-rendahnya.
2. Individual Rights Approach :
setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak dasar yang harus
dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila
diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
3. Justice Approach :
para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak adil dalam
memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun secara
kelompok.
Seorang manusia
akan menyelaraskan segala tindak-tanduk dan tingkah laku menurut etika yang
berlaku di lingkup dia bertempat tinggal dan atau bekerja. Tidak ada satupun
manusia yang dapat hidup sebebas-bebasnya karena manusia hidup dalam suatu
konstelasi tingkahlaku standar, religi, norma, nilai moralitas, dan hukum yang mengatur bagaimana seseorang harus
bertindak dan mengendalikan semangat
kebebasan (freedom) serta tunduk terhadap etika yang disepakati secara
luas.
Standar moral
yang dikenakan atas orang per orang dianggap menghalangi kebebasan individu
(Lukes, 1973). Menurut paham sosialis,
kebebasan dianggap sebagai pemerataan pembagian kekuasaan dan tentunya
juga kebebasan. Istilahnya, kebebasan tanpa kesetaraan adalah serupa dengan penjajahan
oleh mereka yang berkuasa.
Etika pada
dasarnya adalah standar atau moral yang menyangkut benar-salah, baik-buruk.
Dalam kerangka konsep etika bisnis terdapat aturan-aturan moral yang dibuat
untuk dipatuhi guna kelangsungan hidup suatu perusahaan agar dapat berjalan
dengan semestinya sesuai dengan yang telah diharapkan.
Peran
etika bisnis bagi perusahaan :
· Nilai-nilai Perusahaan
Nilai-nilai
perusahaan merupakan landasan moral dalam mencapai visi dan misi perusahaan.
Oleh karena itu, sebelum merumuskan
nilai-nilai perusahaan, perlu dirumuskan visi dan misi perusahaan. Walaupun
nilai-nilai perusahaan pada dasarnya universal, namun dalam merumuskannya perlu
disesuaikan dengan sektor usaha serta karakter dan letak geografis dari
masing-masing perusahaan. Nilai-nilai perusahaan yang universal antara lain
adalah terpercaya, adil dan jujur.
· Pedoman Perilaku
Pedoman
perilaku merupakan penjabaran nilai-nilai perusahaan dan etika bisnis dalam
melaksanakan usaha sehingga menjadi panduan bagi organ perusahaan dan semua
karyawan perusahaan; Pedoman perilaku mencakup panduan tentang benturan
kepentingan, pemberian dan penerimaan hadiah dan donasi, kepatuhan terhadap
peraturan, kerahasiaan informasi, dan pelaporan terhadap perilaku yang tidak
etis.
· Benturan Kepentingan
Benturan
kepentingan adalah keadaan dimana terdapat konflik antara kepentingan ekonomis
perusahaan dan kepentingan ekonomis pribadi pemegang saham, angggota Dewan
Komisaris dan Direksi, serta karyawan perusahaan; Dalam menjalankan tugas dan
kewajibannya, anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta karyawan perusahaan
harus senantiasa mendahulukan kepentingan ekonomis perusahaan diatas
kepentingan ekonomis pribadi atau keluarga, maupun pihak lainnya; Anggota Dewan
Komisaris dan Direksi serta karyawan perusahaan dilarang menyalahgunakan
jabatan untuk kepentingan atau keuntungan pribadi, keluarga dan pihak-pihak
lain; Dalam hal pembahasan dan pengambilan keputusan yang mengandung unsur
benturan kepentingan, pihak yang bersangkutan tidak diperkenankan ikut serta;
Pemegang saham yang mempunyai benturan kepentingan harus mengeluarkan suaranya
dalam RUPS sesuai dengan keputusan yang diambil oleh pemegang saham yang tidak
mempunyai benturan kepentingan; Setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi
serta karyawan perusahaan yang memiliki wewenang pengambilan keputusan
diharuskan setiap tahun membuat pernyataan tidak memiliki benturan kepentingan
terhadap setiap keputusan yang telah dibuat olehnya dan telah melaksanakan
pedoman perilaku yang ditetapkan oleh perusahaan.
· Pemberian dan Penerimaan Hadiah dan
Donasi
Setiap
anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta karyawan perusahaan dilarang
memberikan atau menawarkan sesuatu, baik langsung ataupun tidak langsung,
kepada pejabat Negara dan atau individu yang mewakili mitra bisnis, yang dapat
mempengaruhi pengambilan keputusan; Setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi
serta karyawan perusahaan dilarang menerima sesuatu untuk kepentingannya, baik
langsung ataupun tidak langsung, dari mitra bisnis, yang dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan; Donasi oleh perusahaan ataupun pemberian suatu aset
perusahaan kepada partai politik atau seorang atau lebih calon anggota badan
legislatif maupun eksekutif, hanya boleh dilakukan sesuai dengan peraturan
perundang- undangan. Dalam batas kepatutan sebagaimana ditetapkan oleh
perusahaan, donasi untuk amal dapat dibenarkan; Setiap anggota Dewan Komisaris
dan Direksi serta karyawan perusahaan diharuskan setiap tahun membuat
pernyataan tidak memberikan sesuatu dan atau menerima sesuatu yang dapat
mempengaruhi pengambilan keputusan.
· Kepatuhan terhadap Peraturan
Organ
perusahaan dan karyawan perusahaan harus melaksanakan peraturan
perundang-undangan dan peraturan perusahaan; Dewan Komisaris harus memastikan
bahwa Direksi dan karyawan perusahaan melaksanakan peraturan perundang-undangan
dan peraturan perusahaan; Perusahaan harus melakukan pencatatan atas harta,
utang dan modal secara benar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
· Kerahasiaan Informasi
Anggota
Dewan Komisaris dan Direksi, pemegang saham serta karyawan perusahaan harus
menjaga kerahasiaan informasi perusahaan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan, peraturan perusahaan dan kelaziman dalam dunia usaha;
Setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi, pemegang saham serta karyawan
perusahaan dilarang menyalahgunakan informasi yang berkaitan dengan perusahaan,
termasuk tetapi tidak terbatas pada informasi rencana pengambil-alihan,
penggabungan usaha dan pembelian kembali saham;
Setiap mantan anggota
Dewan Komisaris dan Direksi serta karyawan perusahaan, serta pemegang saham
yang telah mengalihkan sahamnya, dilarang mengungkapkan informasi yang menjadi
rahasia perusahaan yang diperolehnya selama menjabat atau menjadi pemegang
saham di perusahaan, kecuali informasi tersebut diperlukan untuk pemeriksaan
dan penyidikan sesuai dengan peraturan perundang undangan, atau tidak lagi
menjadi rahasia milik perusahaan.
· Pelaporan terhadap pelanggaran
Pedoman Perilaku
Dewan
Komisaris berkewajiban untuk menerima dan memastikan bahwa pengaduan tentang
pelanggaran terhadap etika bisnis dan pedoman perilaku perusahaan diproses
secara wajar dan tepat waktu; Setiap perusahaan harus menyusun peraturan yang
menjamin perlindungan terhadap individu yang melaporkan terjadinya pelanggaran
terhadap etika bisnis dan pedoman perilaku perusahaan. Dalam pelaksanannya,
Dewan Komisaris dapat memberikan tugas kepada komite yang membidangi pengawasan
implementasi GCG.
Berikut
Manfaat etika bisnis bagi perusahaan dan
organisasi :
1. Pengendalian
diri
2. Pengembangan
tanggung jawab sosial perusahaan
3. Mempertahankan
jati diri dan tidak mudah untuk terombang ambing oleh pesatnya perkembangan
informasi dan teknologi
4. Dapat
menciptakan persaingan yang sehat antar perusahaan maupun organisasi
5. Menerapkan
konsep “pembangunan berkelanjutan”
6. Guna
menghindari sifat KKN ( Korupsi, Kolusi dan Nepotisme ) yang dapat merusak
tatanan moral
7. Dapat
mampu menyatakan hal benar itu adalah benar
8. Membentuk
sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha
lemah
9. Dapat
konsekuen dan konsisten dengan aturan-aturan yang telah disepakati bersama
10.
Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa
memiliki terhadap apa yang telah dimiliki.
CONTOH
PERUSAHAAN YANG SUDAH MENERAPKAN ETIKA DALAM BERBISNIS
1. Sebuah
perusahaan pengembang di Lampung membuat kesepakatan dengan sebuah perusahaan
perusahaan kontraktor untuk membangun sebuah pabrik. Sesuai dengan perjanjian
yang telah disepakati pihak pengembang memberikan spesifikasi bangunan kepada
pihak perusahaan kontraktor tersebut. Dalam pelaksanaannya, perusahaan
kontraktor menyesuaikan spesifikasi bangunan pabrik yang telah dijanjikan.
Sehingga bangunan pabrik tersebut tahan lama dan tidak mengalami kerusakan.
Dalam kasus ini pihak perusahaan kontraktor telah mematuhi prinsip kejujuran
karena telah memenuhi spesifikasi bangunan yang telah mereka musyawarahkan
bersama pihak pengembang.
2. Sebuah
Yayasan Maju Selalu menyelenggarakan pendidikan setingkat SMA. Pada tahun
ajaran baru sekolah mengenakan biaya sebesar Rp.500.000,- kepada setiap siswa
baru. Pungutan sekolah ini diinformasikan kepada mereka saat akan
mendaftar,sehingga setelah diterima,mereka harus membayarnya. Kemudian pihak
sekolah memberikan informasi ini kepada wali murid bahwa pungutan tersebut
digunakan untuk biaya pembuatan seragam sekolah yang akan dipakai oleh semua
murid pada setiap hari rabu-kamis. Dalam kasus ini Yayasan dan sekolah dapat
dikategorikan mengikuti transparasi.
3. Pada
tahun 1990 an, kasus yang masih mudah diingat yaitu Enron. Bahwa Enron adalah
perusahaan yang sangat bagus dan pada saat itu perusahaan dapat menikmati
booming industri energi dan saat itulah Enron sukses memasok enegrgi ke pangsa
pasar yang bergitu besar dan memiliki jaringan yang luar biasa luas. Enron
bahkan berhasil menyinergikan jalur transmisi energinya untuk jalur teknologi
informasi. Dan data yang ada dari skilus bisnisnya, Enron memiliki
profitabilitas yang cukup menggiurkan. Seiring dengan booming indutri energi,
akhirnya memosisikan dirinya sebagai energy merchants dan bahkan Enron disebut
sebagai ”spark spead” Cerita pada awalnya adalah anggota pasar yang baik,
mengikuti peraturan yang ada dipasar dengan sebagaimana mestinya. Pada akhirnya
Enron meninggalkan prestasi dan reputasinya baik tersebut, karena melakukan
penipuan dan penyesatan.. Sebagai perusahaan Amerika terbesar ke delapan, Enron
kemudian kolaps pada tahun 2001.
Globalisasi
adalah penyebaran inovasi ekonomi ke seluruh dunia serta penyesuaian-
penyesuaian politis dan budaya yang menyertainya. Globalisasi adalah proses
yang meliputi seluruh dunia dan menyebabkan sistem ekonomi serta sosial
negara-negara menjadi terhubung bersama, termasuk didalamnya barang, jasa,
modal, pengetahuan, dan peninggalan budaya yang diperdagangkan dan saling
berpindah dari satu negara ke negara lain. Proses ini mempunyai beberapa
komponen, termasuk didalamnya penurunan rintangan perdagangan dan munculnya
pasar terbuka dunia, kreasi komunikasi global dan system transportasi seperti
internet dan pelayaran global, perkembangan organisasi perdagangan dunia (WTO),
bank dunia, IMF, dan lain sebagainya.
Etika Bisnis di Era Globalisasi
Bisnis
merupakan sebuah kegiatan yang telah mengglobal. Setiap sisi kehidupan diwarnai
oleh bisnis. Dalam lingkup yang besar, Negara pastinya terlibat dalam proses
bisnis yang terjadi. Tiap-tiap Negara memiliki sebuah karakteristik sumber daya
sendiri sehingga tidak mungkin semua Negara merasa tercukupi oleh semua sumber
daya yang mereka miliki. Mulai dari ekspedisi Negara Eropa mencari
rempah-rempah di Asia sampai perdagangan minyak Internasional merupakan bukti
bahwa dari dulu sampai sekarang sebuah Negara tidak dapat bertahan hidup tanpa
keberadaan bisnis dengan Negara lainnya. Dewasa ini, pengaruh globalisasi juga
menjadi faktor pendorong terciptanya perdagangan internasional yang lebih luas.
Kemajemukan ekonomi dan sistem perdagangan berkembang menjadi sebuah kesatuan
sistem yang saling membutuhkan. Ekspor-Impor multinasional menjadi sesuatu yang
biasa. Komoditi nasional dapat diekspor menjadi pendapatan Negara, serta
produk-produk asing dapat diimpor demi memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri.
Setiap
Negara terus mengeksplorasi bisnis ke luar negeri selain untuk mendapatkan yang
mereka inginkan, juga menaikkan tingkat ekonomi yang ada. Tidak dapat
dipungkiri bahwa Bisnis multinasional merupakan kesempatan untuk meraih
pundi-pundi uang demi meningkatkan tingkatan ekonomi, terutama Negara
berkembang yang rata-rata memiliki nilai tukar mata uang yang rendah.
Developing country mendapat keuntungan dengan kemudahan untuk mengekspor barang
domestiknya ke luar dan kemudahan untuk mendapatkan investor asing sebagai
penanam dana bagi usaha-usaha dalam negeri. Sedangkan developed country lebih
mudah dalam mendapatkan barang/jasa yang mereka inginkan.
Globalisasi
mendorong integrasi internasional misalnya modal finansial dapat diperoleh
dalam satu pasar nasional dan digunakan untuk membeli bahan baku di tempat
lainnya. Peralatan produksi yang dibeli dari suatu negara ketiga dapat
digunakan untuk menghasilkan barang yang kemudian dijual di pasar keempat. Jadi
globalisasi meningkatkan peluang yang tersedia bagi suatu perusahaan. Meningkatnya
saling ketergantungan antara negara industri, kebutuhan dari negara-negara
berkembang, disintegrasi, pembatas aliran uang, informasi dan teknologi antar
batas negara memungkinkan globalisasi dan integrasi pasar internasional.
Kondisi-kondisi ini mendorong perusahaan-perusahaan global untuk memikirkan
secara serius mengenai strategi yang harus diterapkan untuk mengembangkan
keunggulan bersaing yang berkesinambungan. Sering kali strategi tersebut
memungkinkan perusahaan untuk lebih hebat, lebih fleksibel dan lebih terfokus
dalam menyediakan barang dan jasa yang lebih efektif kepada macam-macam konsumen
di dunia.
Persaingan
global telah meningkatkan standar kinerja dalam berbagai dimensi, meliputi
kualitas, biaya, saat pengolahan produk, serta operasi yang lancar. Penting
juga disadari bahwa standar tersebut tidaklah statis dan tetap, sehingga
membutuhkan pengembangan lebih lanjut dari perusahaan dan pekerjanya. Dengan
menerima tantangan yang ditimbulkan dari standar yang makin meningkat ini,
perusahaan yang efektif bersedia melakukan apa yang penting untuk memiliki daya
saing strategis. Hanya dengan bersedia menerima tantangan ini, perusahaan dapat
meningkatkan kemampuannya dan para pekerja dapat mempertahankan keahlian
mereka. Pasar global adalah pilihan strategis yang menarik bagi perusahaan,
akan tetapi bukanlah sumber daya saing satu-satunya. Faktanya untuk banyak
perusahaan, yang mampu bersaing dengan sukses di pasar global sekalipun, adalah
penting bagi mereka untuk tetap memperhatikan pasar domestik. Dengan demikian,
perusahaan di seluruh dunia ditantang untuk menjadi lebih bersaing secarastrategis
dalam pasar domestik mereka. Bagaimanapun karena patokan untuk bersaing secara
strategis berhubungan dengan standar global,perusahaan yang meningkatkan
kemampuan untuk persaingan domestik secara bersamaan ikut pula meningkatkan
daya bersaing global mereka.Perusahaan yang bersaing secara strategis telah
menyadaribagaimana menerapkan pandangan bersaing yang diperoleh secara lokal (domestik)
ke dalam global. Perusahaan–perusahaan ini tidak menekankansatu pemecahan dalam
dunia yang bersifat majemuk. Mereka lebih menggunakan pandangan lokal mereka,
sehingga dapat secara tepat memodifikasi dan menerapkannya dalam berbagai
wilayah di seluruh dunia.Globalisasi bisnis telah mengarahkan baik perusahaan
maupunnegara ke dalam spesialisasi, suatu kecenderungan yang baik untuk semua orang,
suatu perusahaan yang memanfaatkan 100% sumber-sumbernya, manusia dan bahan
baku, sedikit industri dalam suatu negara yang telah menjadi spesialis..
Ada 3 jenis masalah yang dihadapi
dalam Etika yaitu:
1. Sistematik
Masalah-masalah
sistematik dalam etika bisnis pertanyaan-pertanyaan etis yang muncul mengenai
sistem ekonomi, politik, hukum, dan sistem sosial lainnya dimana bisnis
beroperasi.
2. Korporasi
Permasalahan
korporasi dalam perusahaan bisnis adalah pertanyaan-pertanyaan yang dalam
perusahaan-perusahaan tertentu. Permasalahan ini mencakup pertanyaan tentang
moralitas aktivitas, kebijakan, praktik dan struktur organisasional perusahaan
individual sebagai keseluruhan.
3. Individu
Permasalahan
individual dalam etika bisnis adalah pertanyaan yang muncul seputar individu
tertentu dalam perusahaan. Masalah ini termasuk pertanyaan tentang moralitas
keputusan, tindakan dan karakter individual.
ETIKA
BISNIS DI BIDANG PEMASARAN
Definisi Konsep Pemasaran :
Falsafah bisnis
yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakansalah satu syarat
ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan.
Tahapan-tahapan dalam Manajemen
Pemasaran :
1. Tahap
orientasi Produksi :
Ø Tujuan
dan perencanaan perusahaan ditentukan oleh Bagian Produksi
Ø Tugas
Bagian Penjualan hanya menjual dan mengkoordinasikan tenaga penjual
Ø Harga
produk sudah ditentukan oleh Bagian Produksi dan Bagian Keuangan
Ø Konsep
yang dianut disebut Konsep Produksi
2. Tahap
orientasi Penjualan
Ø Pengukuran
keberhasilan perusahaan ditentukan oleh volume penjualan dan bukan laba
perusahaan
Ø Konsep
yang dianut disebut Konsep Penjualan
Promosi
adalah upaya untuk memberitahukan atau menawarkan produk atau jasa pada dengan
tujuan menarik calon konsumen untuk membeli atau mengkonsumsinya. Dengan adanya
promosi produsen atau distributor mengharapkan kenaikannya angka penjualan.
Tujuan Promosi di antaranya adalah:
1.
Menyebarkan informasi produk kepada target pasar potensial
2.
Untuk mendapatkan kenaikan penjualan dan profit
3.
Untuk mendapatkan pelanggan baru dan menjaga kesetiaan pelanggan
4.
Untuk menjaga kestabilan penjualan ketika terjadi lesu pasar
5.
Membedakan serta mengunggulkan produk dibanding produk pesaing
6.
Membentuk citra produk di mata konsumen sesuai dengan yang diinginkan.
Etika Pemasaran dalam konteks
promosi :
a)
Sebagai sarana menyampaikan informasi yang benar dan obyektif.
b)
Sebagai sarana untuk membangun image positif.
c)
Tidak ada unsur memanipulasi atau memberdaya konsumen.
d)
Selalu berpedoman pada prinsip-prinsip kejujuran.
e)
Tidak mengecewakan konsumen.
Dalam
setiap produk harus dilakukan promosi untuk memberitahukan atau menawarkan
produk atau jasa agar mudah dan cepat dikenali oleh masyarakat dengan harapan
kenaikan pada tingkat pemasarannya.
Promosi
sangat diperlukan untuk dapat membuat barang yang produksi menjadi diketahui
oleh publik dalam berpromosi diperlukan etika-etika yang mengatur bagaimana
cara berpromosi yang baik dan benar serta tidak melanggar peraturan yang
berlaku, etika ini juga diperlukan agar dalam berpromosi tidak ada pihak-pihak
yang dirugikan oleh tekhnik promosi.
Cara-Cara Melakukan Promosi Dengan
Etika Bisnis
Dalam
menciptakan etika bisnis, Dalimunthe (2004) menganjurkan untuk memperhatikan
beberapa hal sebagai berikut:
1. Pengendalian
Diri
Artinya, pelaku-pelaku
bisnis mampu mengendalikan diri mereka masing-masing untuk tidak memperoleh
apapun dari siapapun dan dalam bentuk apapun.
2. Pengembangan
Tanggung Jawab Sosial (Social Responsibility)
Pelaku bisnis disini
dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam bentuk
“uang” dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi.
3. Mempertahankan
Jati Diri
Mempertahankan jati
diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan
informasi dan teknologi adalah salah satu usaha menciptakan etika bisnis.
4. Menciptakan
Persaingan yang Sehat
Persaingan dalam dunia
bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas, tetapi persaingan
tersebut tidak mematikan yang lemah, dan sebaliknya harus terdapat jalinan yang
erat antara pelaku bisnis besar dan golongan menengah kebawah, sehingga dengan
perkembangannya perusahaan besar mampu memberikan spread effect terhadap
perkembangan sekitarnya. Untuk itu dalam menciptakan persaingan perlu ada
kekuatan-kekuatan yang seimbang dalam dunia bisnis tersebut.
5. Menerapkan
Konsep “Pembangunan Berkelanjutan”
Dunia bisnis seharusnya
tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang, tetapi perlu memikirkan
bagaimana dengan keadaan dimasa datang.
6. Menghindari
Sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi)
Jika pelaku bisnis
sudah mampu menghindari sikap seperti ini, kita yakin tidak akan terjadi lagi
apa yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi dan segala bentuk permainan
curang dalam dunia bisnis ataupun berbagai kasus yang mencemarkan nama bangsa
dan Negara.
7. Mampu
Menyatakan yang Benar itu Benar
Artinya, kalau pelaku
bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit (sebagai contoh) karena
persyaratan tidak bisa dipenuhi, jangan menggunakan “katabelece” dari “koneksi”
serta melakukan “kongkalikong” dengan data yang salah. Juga jangan memaksa diri
untuk mengadakan “kolusi” serta memberikan “komisi” kepada pihak yang terkait.
8. Menumbuhkan
Sikap Saling Percaya antar Golongan
Pengusaha Untuk menciptakan
kondisi bisnis yang “kondusif” harus ada sikap saling percaya (trust) antara
golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha lemah, sehingga pengusaha
lemah mampu berkembang bersama dengan pengusaha lainnya yang sudah besar dan
mapan.
9. Konsekuen
dan Konsisten dengan Aturan main Bersama
Semua konsep etika
bisnis yang telah ditentukan tidak akan dapat terlaksana apabila setiap orang
tidak mau konsekuen dan konsisten dengan etika tersebut. Mengapa? Seandainya
semua ketika bisnis telah disepakati, sementara ada “oknum”, baik pengusaha
sendiri maupun pihak yang lain mencoba untuk melakukan “kecurangan” demi
kepentingan pribadi, jelas semua konsep etika bisnis itu akan “gugur” satu semi
satu.
10.
Memelihara Kesepakatan
Memelihara kesepakatan
atau menumbuhkembangkan Kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah
disepakati adalah salah satu usaha menciptakan etika bisnis.
11.
Menuangkan ke dalam Hukum Positif
Perlunya sebagian etika bisnis
dituangkan dalam suatu hukum positif yang menjadi Peraturan Perundang-Undangan
dimaksudkan untuk menjamin kepastian hukum dari etika bisnis tersebut, seperti
“proteksi” terhadap pengusaha lemah.
ETIKA
BISNIS DALAM MANAJEMEN KEUANGAN
Manajemen
keuangan dalam konteks pembahasan ini adalah berhubungan dengan penganggaran.
Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi
seluruh kegiatan bank yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter yang
berlaku untuk jangka waktu tertentu di masa mendatang. Anggaran berkaitan
dengan manajemen keuangan yang berkaitan dengan waktu realisasi, maka biasanya
disebut dengan rencana keuangan (budgetting). Rencana keuangan adalah rencana
keuangan lembaga bisnis yang merupakan terjemahan program kerja lembaga bisnis
ke dalam sasaran-sasaran (target) keuangan yang ingin dicapai dalam kurun waktu
tertentu.
Penganggaran budgetting merupakan
proses yang mencakup :
1. Penyusunan
rencana kerja lengkap untuk setiap jenis tingkat kegiatan dan setiap jenis
tingkat kegiatan yang ada pada suatu lembaga.
2. Penentuan
rencana kerja dalam bentuk mata uang dan kesatuan kuantitatif lainnya,
dilakukan melalui sistematika dan logika yang dapat dipertanggungjawabkan.
3. Rencana
kerja masing-masing dari setiap kesatuan usaha, satu sama lain atau secara
keseluruhan, harus dapat berjalan dengan serasi.
4. Penyusunan
rencana kerja perlu adanya partisipasi dari seluruh tingkatan manajemen
sehinngga pelaksanaan anggaran merupakan tanggung jawab seluruh anggota manajemen.
5. Anggaran
merupakan alat koordinasi yang ampuh bagi Top Manajer dalam mengelola bank,
dalam rangka mencapai rencana yang telah ditetapkan.
6. Anggaran
merupakan alat pengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan rencana kerja,
sekaligus dipakai sebagai alat evaluasi dan penetapan tindak lanjut.
7. Anggaran
merupakan alat pengawas dan pengendalian jalannya bisnis.
Penganggaran
merupakan langkah-langkah yang menjadi dasar bagi penetapan strategi bisnis.
Penganggaran merupakan perencanaan strategi unit bisnis, terlebih lagi adalah
berkaitan dengan masalah keuangan lembaga bisnis.
Manfaat dan Keuntungan Budgetting :
Dengan
memahami kaidah-kaidah dasar perencanaan keuangan, pengelola bank dapat
menetapkan sasaran pengembangan yang diinginkan, melaksanakan, mengendalikan
dan secara tekun dan taat untuk mencapainya. Keuntungan Budgetting yang lebih
spesifik antara lain :
1. Merangsang
atau memaksa pertimbangan-pertimbangan mengenai kebijakan dasar manajemen.
2. Membutuhkan
organisasi yang mantap, pembagian tanggung jawab yang jelas dan tetap pada tiap
bagian manajemen.
3. Mendorong
anggota manajemen untuk ikut serta dalam penetapan tujuan bersama dan tempat
untuk komunikasi berkala antar pengurus.
4. Mendorong
semua bagian manajemen untuk membuat rencana yang sesuai dengan bagian lain.
5. Mengharuskan
untuk pemakaian tenaga kerja, fasilitas dan modal yang paling ekonomis.
Kaidah Dasar Perencanaan :
Sebagaimana
kaidah umum yang berlaku, sasaran perencanaan keuangan perlu memperhatikan dan
mengindahkan nilai-nilai sebagai berikut :
1. Sesuai
kemampuan (Realistis)
Dalam merencanakan
harus didasarkan pada kemampuan dan pengalaman yang dimiliki, sehingga sasaran
yang ditetapkan tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah.
2. Dirumuskan
dengan jelas
Sasaran perlu
dirumuskan dengan jelas, sehingga pelaksanaan dan pengendaliannya akan menjadi
lebih mudah.
3. Dapat
diukur hasilnya
Sasaran yang ditetapkan
akan menjadi acuan tindakan pelaksanaan dan pengendaliannya dari waktu ke
waktu, sehingga ukurannya dibuat dalam kuantitatif
4. Ada
kerangka waktu yang jelas
Mengukur hasil atau pencapaian
hasil suatu usaha akan terikat pada jumlah dan waktu.
Pembatasan
Penganggaran melibatkan waktu yang akan datang, sehingga diperlukan
batasan-batasan atau asumsi :
1. Budgetting
didasarkan pada taksiran-taksiran (estimasi)
2. Budgetting
harus disesuaikan terhadap perkembangan situasi dan kondisi yang
melatarbelakangi.
3. Budgetting
tidak menggantikan manajemen dan administrasi tetapi merupakan alat bantu untuk
pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi.
4. Realisasi
Budgetting tidak akan terjadi secara otomatis, tetapi membutuhkan usaha dan
keras untuk mencapainya.
Sumber dan Alat Bantu Budgetting
Sumber-sumber data tersebut terdiri
dari :
1. Laporan
keuangan periode lalu
2. Data
riset pasar mengenai potensi funding dan financing
3. Permohonan
pembiayaan yang akan direalisasikan untuk periode mendatang
4. Rencana
angsuran pembiayaan
5. Rencana
pengeluaran biaya periode berikutnya
6. Kebijakan
yang telah disepakati bersama
7. Asumsi-asumsi
dalam penetapan cash in dan cash out sesuai dengan kebijakan yang telah
disepakati
Sedangkan
alat bantu yang sederhana yang digunakan untuk melakukan Budgetting adalah
Aliran Kas (cash flow) yaitu suatu format keuangan yang mengilustrasikan
target-target mengenai mengalirnya dana masuk (cash in) dan dana keluar (cash
out) serta saldo kas pada suatu periode tertentu.
ETIKA BISNIS DI BIDANG TEKNOLOGI
INFORMASI
Dalam
era kini, informasi dipandang sebagai aset atau sumber yang setara dengan
sumber-sumber lain dan juga mempunyai kekhususan persoalan dan pengelolaannya,
sehingga diperlukan suatu manajemen khusus yaitu sistem manajemen informasi
dengan pengelolanya yang khusus yaitu manajer informasi atau Chief Information
Officer (CIO). Sebagai manajer jelas harus mengetahui etika manajemen. Aspek
keuangan merupakan suatu aspek yang yang sangat sensitif, demikian juga dengan
aspek informasi. Dengan demikian hak dan tanggung jawab manajer mengisyaratkan
bahwa syarat manajer harus “beretika (bermoral) tinggi dan kuat”.
Sebagai
seorang yang profesional, kita mempunyai tanggung jawab untuk mempromosikan
etika penggunaan teknologi informasi di tempat kerja. Kita mempunyai tanggung
jawab manajerial. Kita harus menerima tanggung jawab secara etis seiring dengan
aktivitas pekerjaan. Hal itu termasuk melaksanakan peran kita dengan baik
sebagai suatu sumber daya manusia yang penting di dalam sistem bisnis dalam
organisasi. Sebagai seorang manajer atau pebisnis profesional, akan jadi
tanggung jawab kita untuk membuat keputusan-keputusan tentang aktivitas bisnis
dan penggunaan teknologi informasi, yang mungkin mempunyai suatu dimensi etis
yang harus dipertimbangkan.
Teknologi
Informasi mempunyai pengaruh yang besar dalam kehidupan manusia. Karena TI
ibarat pisau bermata dua, legal dan ilegal, baik dan buruk, maka mau tak mau
berhubungan dengan etika. Merupakan hal yang penting untuk mengetahui bahwa hal
yang tidak etis belum tentu ilegal. Jadi, dalam kebanyakan situasi, seseorang
atau organisasi yang dihadapkan pada keputusan etika tidak mempertimbangkan apakah
melanggar hukum atau tidak. Banyaknya aplikasi dan peningkatan penggunaan TI
telah menimbulkan berbagai isu etika, yang dapat dikategorikan dalam empat
jenis :
1. Isu
privasi: rahasia pribadi yang sering disalahgunakan orang lain dengan memonitor
e-mail, memeriksa komputer orang lain, memonitor perilaku kerja (kamera
tersembunyi). Pengumpulan, penyimpanan, dan penyebaran informasi mengenai
berbagai individu/pelanggan dan menjualnya kepada pihak lain untuk tujuan
komersial. Privasi informasi adalah hak untuk menentukan kapan, dan sejauh mana
informasi mengenai diri sendiri dapat dikomunikasikan kepada pihak lain. Hak
ini berlaku untuk individu, kelompok, dan institusi.
2. Isu
akurasi: autentikasi, kebenaran, dan akurasi informasi yang dikumpulkan serta
diproses.
3. Isu
properti: kepemilikan dan nilai informasi (hak cipta intelektual). Hak cipta
intelektual yang paling umum berkaitan dengan TI adalah perangkat lunak.
Penggandaan/pembajakan perangkat lunak adalah pelanggaran hak cipta dan
merupakan masalah besar bagi para vendor, termasuk juga karya intelektual
lainnya seperti musik dan film.
4. Isu
aksesibilitas: hak untuk mengakses infomasi dan pembayaran biaya untuk
mengaksesnya. Hal ini juga menyangkut masalah keamanan sistem dan informasi.
Aplikasi Teknologi Informasi Dalam
Bidang Bisnis
Kemajuan
yang telah dicapai manusia dalam bidang Teknologi Informasi merupakan sesuatu
yang patut kita syukuri karena dengan kemajuan tersebut akan memudahkan manusia
dalam mengerjakan pekerjaan dan tugas yang harus dikerjakannya. Namun, tidak
semua kemajuan yang telah dicapai tersebut membawa dampak positif. Diantara
kemajuan yang telah dicapai tersebut ternyata dapat membawa dampak negatif bagi
manusia. Dibawah ini akan dipaparkan dampak positif (keuntungan) dan negatif
(kerugian) dari penggunaan Teknologi Informasi.
Keuntungan dari penggunaan
Teknologi Informasi :
1. Kemajuan
teknologi komunikasi yang cepat dapat mempermudah komunikasi antara suatu
tempat dan tempat yang lain.
2. Semakin
maraknya penggunaan Teknologi Informasi akan semakin membuka lapangan
pekerjaan.
3. Bisnis
yang berbasis Teknologi Informasi atau yang biasa disebut e-commerce dapat
mempermudah transaksi-traansaksi bisnis suatu perusahaan atau perorangan
4. Informasi
yang dibutuhkan akan semakin cepat dan mudah di akses untuk kepentingan
pendidikan.
Kerugian dari penggunaan Teknologi
Informasi :
1. Dengan
pesatnya teknologi informasi baik di internet maupun media lainnya membuat
peluang masuknya hal-hal yang berbau pornografi, pornoaksi, maupun kekerasan
semakin mudah.
2. Dengan
mudahnya melakukan transaksi di internet menyebabkan akan semakin memudahkan
pula transaksi yang dilarang seperti transaksi barang selundupan atau transaksi
narkoba.
Etika dalam Teknologi Informasi
Seperti
yang kita ketahui perkembangan dunia IT berlangsung sangat cepat. Dengan
pekembangan tersebut diharapkan akan dapat mempertahankan dan meningkatkan
taraf hidup manusia. Banyak hal yang menggiurkan manusia untuk dapat sukses
dalam bidang it tetapi tidak cukup dengan mengandalkan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi, manusia juga harus menghayati secara mendalam kode etik ilmu, teknologi
dan kehidupan. Banyak ahli telah menemukan bahwa teknologi mengambil alih
fungsi mental manusia, pada saat yang sama terjadi kerugian yang diakibatkan
oleh hilangnya fungsi tersebut dari kerja mental manusia. Perubahan yang
terjadi pada cara berfikir manusia sebagai akibat perkembangan teknologi
sedikit banyak berpengaruh terhadap pelaksanaan dan cara pandang manusia
terhadap etika dan norma dalam kehidupannya.
Masalah
etika juga mendapat perhatian dalam pengembangan dan pemakaian sistem
informasi. Masalah ini diidentifikasi oleh Richard Mason pada tahun 1986
(Zwass, 1998) yang mencakup privasi, akurasi, property, dan akses.
1.
Privasi,
menyangkut hak individu untuk mempertahankan informasi pribadi dari pengaksesan
oleh orang lain yang memang tidak diberi ijin untuk melakukannya. Contoh isu
mengenai privasi sehubungan diterapkannya sistem informasi adalah pada kasus
seorang manajer pemasaran yang ingin mengamati email yang dimiliki bawahannya
karena diperkirakan mereka lebih banyak berhubungan denganemail pribadi
daripada email para pelanggan. Sekalipun manajer dengan kekuasaannya dapat
melakukan hal itu, tetapi ia telah melanggar privasi bawahannya.
2.
Akurasi,
terhadap
informasi merupakan factor yang harus dipenuhi oleh sebuah sistem informasi.
Ketidakakurasian informasi dapat menimbulkan hal yang mengganggu, merugikan,
dam bahkan membahayakan. Sebuah kasus akibat kesalahan penghapusan nomor
keamanan social dialami oleh Edna Rismeller. Akibatnya, kartu asuransinya tidak
bisa digunakan dan bahkan pemerintah menarik kembali cek pensiun sebesar $672
dari rekening banknya. Mengingat data dalam sistem informasi menjadi bahan
dalam pengambilan keputusan, keakurasiannya benar-benar harus diperhatikan.
3.
Properti,
Perlindungan terhadap hak property yang sedang digalakkan saat ini yaitu
dikenal dengan sebutan HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual). Kekayaan
Intelektual diatur melalui 3 mekanisme yaitu hak cipta (copyright), paten, dan
rahasia perdagangan (trade secret).
4.
Hak
cipta adalah hak yang dijamin oleh kekuatan hokum yang
melarang penduplikasian kekayaan intelektual tanpa seijin pemegangnya. Hak
cipta biasa diberikan kepada pencipta buku, artikel, rancangan, ilustrasi,
foto, film, musik, perangkat lunak, dan bahkan kepingan semi konduktor. Hak
seperti ini mudah didapatkan dan diberikan kepada pemegangnya selama masih
hidup penciptanya ditambah 70 tahun.
5.
Paten
merupakan
bentuk perlindungan terhadap kekayaan intelektual yang paling sulit didapat
karena hanya akan diberikan pada penemuan-penemuan inovatif dan sangat berguna.
Hukum paten memberikan perlindungan selama 20 tahun.
6.
Rahasia
Perdagangan. Hukum rahasia perdagangan melindungi
kekayaan intelektual melalui lisensi atau kontrak. Pada lisensi perangkat
lunak, seseorang yang menandatangani kontrak menyetujui untuk tidak menyalin
perangkat lunak tersebut untuk diserhakan pada orang lain atau dijual.
7.
Akses.
Fokus dari masalah akses adalah pada penyediaan akses untuk semua kalangan.
Teknologi informasi malah tidak menjadi halangan dalam melakukan pengaksesan
terhadap informasi bagi kelompok orang tertentu, tetapi justru untuk mendukung
pengaksesan untuk semua pihak.
CONTOH-CONTOH KASUS ETIKA DALAM
BERBISNIS
1. Melubernya
lumpur dan gas panas di Kabupaten Sidoarjo yang disebabkan eksploitasi gas PT.
Lapindo Brantas.
2. Obat
antinyamuk HIT yang diketahui memakai bahan pestisida berbahaya yang dilarang
penggunaannya sejak tahun 2004. Dalam kasus Lapindo, bencana memaksa penduduk
harus ke rumah sakit. Perusahaan pun terkesan lebih mengutamakan penyelamatan
aset-asetnya daripada mengatasi soal lingkungan dan sosial yang ditimbulkan.
Pada kasus HIT, meski perusahaan pembuat sudah meminta maaf dan berjanji akan
menarik produknya, ada kesan permintaan maaf itu klise. Penarikan produk yang
kandungannya bisa menyebabkan kanker itu terkesan tidak sungguh-sungguh
dilakukan. Produk berbahaya itu masih beredar di pasaran.
3. Kondisi
lain adalah adanya kondisi masyarakat papua yang masih terbelakang, sementara
hasil kekayaan yang dimiliki wilayah tersebut diambil oleh PT. FREEPORT tanpa
meningkatkan kesejahterahaan masyarakat sekitarnya.
4. Atas
kasus-kasus itu, perusahaan-perusahaan tersebut terkesan melarikan diri dari
tanggung jawab.Sebelumnya, kita semua dikejutkan dengan pemakaian formalin pada
pembuatan tahu dan pengawetan ikan laut serta pembuatan terasi dengan bahan
yang sudah berbelatung.
REFERENSI :
Barten, 2000. ”Pengertian Etika
Bisnis.” Jogja : Kanikus
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/09/etika-bisnis-dalam-pemasaran-dan-perlindungan-konsumen/